Menyusul produsen telepon seluler Nokia Corporation, PT. Samsung Electronics Indonesia ju
ga berencana melakukan pembangunan pabrik ponsel di Indonesia.
Untuk itu, Samsung bakal menambah keran investasinya tahun ini. "Ekspansi tahun ini diperkirakan mencapai US$ 100 juta (sekitar Rp 1 triliun-red)," kata Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Depperin Budi Darmadi, usai Rapat Kerja dengan Komisi Perdagangan dan Perindustrian DPR RI, Kamis, 4 Juli 2009.
Menurut Budi, Samsung berencana membangun pabrik telepon seluler dan perekam video di Indonesia. Meski demikian, Budi belum bisa mengatakan dimana dan kapan investasi tersebut akan direalisasikan.
"Masih belum ada informasi dari Samsung. Begitupun dengan rencana investasi Nokia, belum ada perkembangan baru," kata Budi.
Selain Nokia dan Samsung, investor produsen seluler asal Korea Yu Won juga telah berniat menanamkan investasi sebesar US$ 10 juta (Rp 100 miliar), untuk pembangunan pabrik telepon seluler di Banten dengan merek YUCOM.
Budi menjelaskan, industri telematika mengalami pertumbuhan dua digit selama tahun 2008. "Pertumbuhan mencapai 10,26 persen," ujarnya. Sementara, ekspor telematika pada tahun 2008 meningkat menjadi US$ 3,22 miliar (Rp 32,8 triliun) dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 3,020 miliar.
Nilai produksi industri telematika juga naik menjadi Rp 51,85 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 45,73 triliun. "Bahkan pengembang software lokal sempat meraih omzet sekitar US$ 100 juta (Rp 1 triliun) dari proyek pengembangan piranti lunak di perusahaan asing selama tahun 2008," ujarnya.
Meski demikian, Budi mengakui beberapa industri penunjang telematika mulai terimbas oleh krisis keuangan akibat penurunan ekspor, seperti PT. Voksel Electric atau produsen terminal Wimax, PT. Hariff Daya Tunggal.
vivanews.com
0 komentar:
Posting Komentar