Saat ini, informasi mendorong pertumbuhan organisasi kecil yang fokus. Bahkan, segmen pasar yang tumbuh paling pesat di dunia saat ini adalah perusahaan-perusahaan baru. Organisasi-organisasi tersebut membangun dan menjaga informasi yang penting bagi kehidupan organisasi yang bersangkutan. Akan tetapi, metode untuk mengamankan informasi yang tradisional tidak akan berguna di kondisi ekonomi baru seperti saat ini. Organisasi dari berbagai skala perlu fokus untuk memastikan bahwa perangkat dan informasi mereka terlindungi. Ini merupakan peran kunci dari IT dan penting agar tetap memimpin di kompetisi dan terus menguntungkan. Meski begitu, bisnis skala kecil tidak memiliki waktu dan sumber daya yang bisa dialokasikan untuk IT. Konsekuensinya, denyut nadi bisnis mereka – rencana, catatan, dan informasi pelanggan – mungkin terancam dari tipe ancaman baru dan juga ancaman yang sudah ada seperti spyware dan spam serta juga dari kegagalan sistem dan kekacauan.
Untuk menjaga dari risiko-risiko ini, bisnis yang berkembang perlu lebih dari sekadar antivirus. Mereka membutuhkan perlindungan berlapis, tetapi tanpa perlu menguras anggaran, sumber daya, dan waktu. Sebagai tambahan, usaha kecil juga butuh cara yang handal, hemat biaya, dan mudah untuk memastikan informasi penting mereka selalu tersedia.
Risiko dan Penghargaan
Saat ini usaha kecil menghadapi tantangan yang mungkin tidak terbayangkan di masa lalu. Di lingkungan serba informasi dan saling terhubung seperti saat ini, usaha kecil harus beroperasi seperti kompetitor mereka di skala enterprise. Di sinilah, IT memegang peranan penting, memungkinkan perusahaan besar dan kecil untuk berpartisipasi di pasar yang serba cepat dan sangat kompetitif.
Masalahnya, sementara teknologi komputer merupakan perangkat fundamental untuk melakukan bisnis saat ini, teknologi itu juga membawa risiko sendiri – khususnya untuk perusahaan kecil yang tidak memiliki staf atau spesialis IT yang didedikasikan khusus. Padahal, ancaman keamanan terus bertambah baik dalam kompleksitas, jumlah, dan frekuensi serta banyak di antaranya yang saat ini didesain untuk membidik informasi spesifik sambil juga menghindari pendeteksian dengan mekanisme pengamanan tunggal seperti antivirus.
Di saat yang sama, volume informasi yang harus dilindungi dan dijaga oleh usaha kecil terus berkembang. Hasilnya, organisasi mendapati bahwa mereka berada di persimpangan, merasakan perlunya memperkuat keamanan infrastruktur IT mereka tetapi juga tidak mengetahui secara pasti bagaimana cara melakukannya dengan sumber daya yang terbatas.
Kabar gembiranya? Produk pengamanan all-in-one mulai muncul dan menawarkan perangkat yang lengkap dalam sebuah solusi terintegrasi yang melindungi terhadap berbagai ancaman pada berbagai titik dan mudah diatur serta diktontrol menggunakan sebuah konsol yang intuitif. Terlebih lagi, semakin banyak solusi-solusi ini yang juga memberikan kemudahan untuk melakukan backup secara reguler terhadap informasi yang berada di server, workstation, dan bahkan di laptop.
Dengan hadirnya solusi terintegrasi dan bertingkat, bahkan perusahaan yang sangat bergantung pada sumber daya dapat memastikan aset bisnis mereka terlindungi tidak hanya terhadap ancaman yang berhubungan dengan komputer, tetapi juga terhadap kegagalan hardware atau software, atau kesalahan manusia yang seringkali menjurus pada hilangnya informasi.
Proteksi dari Ancaman
Dengan meningkatnya penggunaan internet di rumah dan dunia bisnis di seluruh dunia, penyerang telah membuat ancaman yang semakin licik dan berpotensi menghancurkan yang didesain spesifik untuk meraih keuntungan finansial. Malware penghancur saat ini menggunakan perangkat komunikasi populer untuk menyebar, termasuk worm yang dikirim melalui email dan instant messaging, trojan horse yang dipasang di situs-situs legal, dan file mengandung virus yang didownload dari koneksi peer to peer.
Kalau malware sebelumnya didesain untuk menarik perhatian pengguna, malware saat ini diam-diam mengeksploitasi celah atau kelemahan pada aplikasi dan sistem untuk membuat penyusupan mereka menjadi mudah dan tidak diketahui. Oleh karena itu, peningkatan kemungkinan serangan akan tidak terdeteksi dalam waktu yang cukup bagi penyerang untuk menemukan dan mencuri informasi sensitif dan berharga.
Spyware dan rootkit merupakan dua contoh malware seperti itu. Spyware melacak dan mengirimkan informasi rahasia –misalnya informasi yang oleh sebagian besar kalangan bisnis tidak ingin secara sengaja dipublikasikan– pada pihak ketiga. Meskipun rootkit tidak menginfeksi mesin dengan sendirinya seperti yang dilakukan oleh virus dan worm, penyerang yang tak terdeteksi ini bertugas mencari cara untuk menyediakan lingkungan tak terdeteksi untuk dieksekusi oleh kode perusak.
Bahkan spam juga berbahaya. Setelah sebelumnya hanya dikenal sebagai email yang tidak diinginkan yang memenuhi inboks, spam saat ini digunakan untuk menghantarkan trojan horse, virus, worm, spyware, dan target serangan phising.
Tentunya, perlindungan terhadap ancaman yang luas seperti itu membutuhkan lebih dari sekadar antivirus. Usaha kecil juga membutuhkan firewall untuk memblokir aktivitas yang membahayakan yang akan masuk dan ke luar dan juga antispyware serta antispam untuk menghalangi ancaman yang tersembunyi tersebut.
Bundel pengamanan paling canggih saat ini mencakup seluruh teknologi protektif seperti di atas, dan dapat digunakan sebagai sebuah solusi terintegrasi dan sering tersedia pada harga yang lebih terjangkau dibandingkan bila berupa sebuah produk individual. Solusi berlapis tersebut mungkin juga menggunakan teknologi yang lebih proaktif yang dapat menganalisa tingkah laku aplikasi untuk mengidentifikasi dan kemudian memblokir aktivitas yang mencurigakan.
Backup dan Recovery
Menurut hasil survey online Rubicon Consulting September 2008 terhadap usaha kecil dan menengah di Amerika Serikat, separuh dari usaha kecil telah mengalami kehilangan informasi penting dari komputernya. Dan hanya seperempat usaha kecil yang yakin bahwa mereka dapat mengembalikan informasi tersebut setelah kehilangan. Meskipun proteksi data merupakan prioritas utama bagi sebagian besar bisnis, menurut sebuah survey terbaru yang dilakukan oleh Forrester, ternyata 47% responden tidak melakukan backup secara reguler terhadap data yang mereka miliki.
Dengan semakin banyaknya informasi penting yang tersimpan di komputer, termasuk laptop, angka-angka statistik tersebut menjadi masalah yang serius. Usaha kecil, harus mengambil pendekatan lain untuk melakukan backup dan memastikan bahwa tindakan backup mereka mengikuti kebutuhan proteksi informasi mereka.
Tentu saja, dengan sedikitnya jumlah personil yang ada untuk melakukan backup secara reguler, tidak mengherankan bila aktivitas penting ini seringkali dilewatkan. Dan memang, melakukan backup server, PC, dan sejenisnya bisa menjadi hal yang sulit dan memakan waktu. Terlebih lagi, biaya yang berhubungan dengan pendekatan backup teradisional dapat bertambah secara cepat, dengan biaya di muka untuk hardware, software, dan add on untuk berbagai aplikasi dan juga biaya yang berjalan untuk perawatan, perangkat penyimpanan, menghadirkan tantangan budgeting nyaris untuk semua bisnis.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, semakin banyak solusi pengamanan terintegrasi juga menyediakan kemampuan backup dan recovery. Banyak di antaranya ditawarkan melalui layanan backup online yang nyaman, otomatis, terus menerus, aman, dan handal. Umumnya tersedia dalam model pay-as-you-go yang dibayar berdasarkan penggunaan penyimpanan, layanan seperti ini memungkinkan usaha kecil menikmati tingkat perlindungan informasi yang sama seperti enterprise yang lebih besar – tetapi tanpa investasi yang lebih mahal untuk hardware dan software. Sebagai tambahan, karena penawaran ini berbasis internet, usaha kecil bisa memiliki layanan backup mereka dalam waktu cepat dibandingkan dengan model tradisional.
Dengan perusahaan kecil terus mencari cara inovatif untuk mengimbangi teknologi untuk melindungi dan meningkatkan usaha mereka, perangkat pengamanan dan backup menawarkan solusi yang efektif, terjangkau, dan komprehensif. Dengan menggunakan aplikasi all-in-one serbaguna tersebut, usaha kecil dapat menjaga dengan baik aset informasi mereka terhadap ancaman yang semakin canggih sambil memastikan bahwa informasi tersebut tetap tersedia dan terlindungi, baik saat ini ataupun di masa datang.
John Lee, Director, Channel & Alliance, Asia South Region and Country Director, Symantec Indonesia
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar